MTMA (part 2)

Cerita berlanjut ketika kampus dimana aku mengabdi memanggil semua dosen yang seharusnya kuliah S3. Ada banyak di awal, hampir 20 orang. Dengan berbagai alasan dan pertimbangan juga , akhirnya yang terus berlanjut sampai saat ini ada 9 orang. Seharusnya 10 orang, tapi karena 1 orang akhirnya pindah kampus, sehingga kami tinggal 9 orang. Kami dikenalkan dengan kampus kami ini oleh seseorang, bisa dikatakan sebagai perantara, dari kampus Universitas Teknologi Nusantara (UTN) Serang.

Diawal perjalanan menuju ke kampus tempat kami menempuh ilmu ini, banyak yang memberikan opini untuk coba berpikir ulang. Apakah benar mau berangkat ? Apakah benar akan diakui oleh DIKTI? dan banyak pertanyaan yang lain. Kalau dari aku sendiri, yang namanya cari ilmu di mana pun pasti banyak tantangan, banyak penghalang. Entah itu dari dalam diri sendiri atau dari luar. Akhirnya sembilan orang ini tetap berangkat dan mempersiapkan segala sesuatu ditengah, yang kata orang “ketidakjelasan” itu.

Karena ini yang pertama bagi Stikom Surabaya, bagi kami (9 orang yang menjalaninya), dan bagi kampus ini (Universitas Malaysia Pahang – UMP), memang ada ketidaksinkronan informasi yang diterima. Persyaratan awal kami sudah berusaha untuk penuhi, seperti pengurusan surat ijin belajar dari Kampus, Lapor ke Kopertis dan cek ke Setneg apakah kampus ini diakui atau tidak jika kami lulus dari sini. Hampir semua syarat bisa kami penuhi, tinggal satu syarat yang “susah” untuk dilalui. Syarat yang bagi hampir seluruh mahasiswa merupakan “momok”, nilai sertifikasi bahasa, entah itu IELTS atau IBT TOEFL.

Awal persiapan untuk ujian IBT TOEFL agak lupa, karena ketika aku dikirim belajar bahasa di Jakarta dulu sudah lama terlewati, dan nilai yang aku miliki sudah tidak berlaku (karena cuma bertahan 2 tahun). Dengan bekal dari belajar dan ujian IELTS itulah aku nekat untuk ikut ujian IBT TOEFL tanpa kursus terlebih dahulu. Tidak yakin dengan hasilnya, karena memang ketika pelaksanaan ujian aku merasa sangat kurang, tapi Alhamdulillah nilaiku cukup untuk bisa masuk ke kampus baru ini. Tapi sayangnya, masih banyak teman-temanku yang lain belum berhasil.

To be continued…

My Trip My Adventure (bukan acara TV)

Sejak terakhir kali mengisi di blog ini, aku aktif di blog lain, yaitu blog kuliahku (Belajar Bareng). Tapi gak usah khawatir. Sekarang bakal lebih rame lagi kok yang ini.

Petualanganku dimulai setelah aku pulang dari belajar bahasa beberapa tahun yang lalu. Karena memang aku dan teman aku Yuwono (saat ini dia sudah pindah kampus), diproyeksikan untuk dapat melanjutkan kuliah S3 di luar negeri. Hasil ujiannya sih Alhamdulillah, nilai cukup untuk melamar ke kampus di luar sana. Awalnya aku ingin pergi ke New Zealand, ke Universitas Waikato. Tapi karena banyak sekali alasan, akhirnya aku tidak melamar kesana.

Petualanganku yang baru adalah berusaha mendapatkan Sertifikasi dosen. aku berusaha tidak semudah teman-teman dosen yang lain. Aku harus mencoba 3 kali. Pertama, setelah aku pulang belajar bahasa, tahun 2012. Tapi karena masih belum tahu apa dan bagaimananya, akhirnya aku gagal. Yang kedua adalah tahun 2014. Aku juga belum berhasil. Terakhir tahun 2015, yang setelah mengikuti rangkaian pelatihan, akhirnya aku dinyatakn berhak mendapatkan Sertifikasi dosen itu. Alhamdulillah.

Babak baru petualanganku dimulai lagi tahun 2017 ini, dan itu akan aku ceritakan selanjutnya.

Stay tune…

HAPPY IED FITR 1434 H

Wow, it’s almost a year since my last post. Right now I am doing fasting for the year 1434H and there’s some differences from my last year fasted.

If last year, I was fasting alone in Jakarta as I joined English training, now I’m fasting with my family. When I had to sahur since I lived alone, so I was sahur alone in my ‘not  spacious’ room and no one reminded me to do it. Now, I have my mom that always wakes me up to do sahur. Same with breaking the fast. Although, sometimes I had friends to go breaking the fast together, but the feeling is different. Breaking the fast together with family is more happy and tasty compare with if doing it with others even the meal is not expensive.

The big difference is I can felt the feeling of people that far away from their families, since I never away from my family more than a week. Now I know how grateful I am to be with my family. I still have my mother and father together, not many people have that experience.

Thank you Allah, to give me health so I can try my best to makes my parent happy and proud.

On the last 10 days of Ramadhan, may I say to you all HAPPY EID FITR 1434 H. I hopes the best wishes of this year prayers can be fulfilled.

The Changes

Changes always happen in our surrounding. Every day it happen. Even in the smallest form. That changes also happen in my life.

I’ve become the head of Computer Laboratory where I begin my carrier. After about 11 years, that change come to me. Before that, I was the head of Quality Management Department. But that was only 8 months.  For me who never know how to manage a department, that was very surprised me.

The next change that  happen to me is  when I was chosen to take part in English Course held by DIKTI. That was the first time for me away from my home, alone for 6 months. Experience new things.

Back to my office after six months in Jakarta, I get surprised when “sawah” or paddy field that used to be next to my office is gone. From what I’ve heard, it will become apartments. Well, that is sad. I will never have a change to hear birds sing again or watch them dance in the air every morning. These are pictures that I took before and after I was gone to Jakarta.